Diklat Calon Wartawan Suara Merdeka

Mengikuti Pendidikan dan Latihan Calon Wartawan Suara Merdeka 2009
Wartawannya Mati, Korannya tetap Hidup

Setiap harinya kecuali hari libur Harian Umum Suara Merdeka selalu terbit. Proses terbitnya koran setiap harinya merupakan sebuah proses panjang. Mulai dari wartawan mencari berita sampai koran itu sampai ke tangan pembaca. Bagaimanakah proses panjang tersebut?. Berikut adalah resume materi diklat hari pertama, Selasa (9/6) oleh Nurokhman .
“Orang-orangnya akan tua dan mati tetapi karyanya haruslah lebih muda dan hidup sepanjang massa”. Tulisan pada secarik kertas tersebut terbingkai frame coklat mengkilap dan terpasang pada pilar di depan pintu masuk ruang redaksi lantai dua kantor Suara Merdeka Jalan Kaligawe. Tulisan tersebut seakan memacu produktifitas wartawan untuk terus berkarya membuat berita. Walaupun wartawannya terus berumur tapi karya karyanya harus tetap aktual, dan menarik bagi pembaca. Dengan berita yang mempunyai nilai berita tersebut maka harian umum Suara Meredeka dapat eksis sepanjang massa. “Wartawannya Mati, Korannya tetap Hidup,” ujar rekan peserta diklat Calon Wartawan Suara Merdeka ketika observasi ruang redaksi , Selasa (9/6).
Untuk mewujudkan tersebut wartawan Suara Merdeka setiap bulannya mendapatkan raport kinerja berdasarkan kuantitas bukan secara kuwalitas. Personalia Suara Merdeka, Priyonggo mengungkapkan bahwa dia menilai wartawan dari berita berta wartawan yang dimuat. “Kami baru mampu menilai secara kuntitas belum secara kwalitas karena keterbatasan SDM personalia,” ujarnya ketika ditemui di ruang redaksi.
Pria yang pernah mengalami kecelakaan sewaktu menjadi wartawan tersebut menuturkan, wartawan setiap bulannya menerima raport langsung. Untuk yang berprestasi mendapatkan reward sedangkan yang kurang berprestasi mendapatkan punishment. Standar nilai untuk wartawan setiap bulannya adalah 300 point.
“Untuk yang mendapatkan point diatas 300 dia mendapatkan reward perpointnya Rp 700. Sedangkan yang tidak mendapatkan target akan mendapatkan sanksi. Sanksi itu seperti perusahaan pada umumnya mulai dari peneguran sampai penjatuhan hukuman yaitu “disekolahkan”,” terangnya tanpa mengungkapkan lebih detail maksud disekolahkan.
Lebih lanjut dia juga mengungkapkan proses terbitnya berita Suara Merdeka dari wartawan mencari berita sampai terbitnya Suara Merdeka setiap harinya. Setiap hari wartawan mencari berita serta menulisnya. Kemudian Redaktur pelaksana (Redpel) mendistribusikannnya ke desk desk yang ada, desk internasional, desk ekonomi, desk nasional, desk hiburan, dan desk kommunitas. Selain itu, sebelum materi berita sampai ke Redpel, Kordinator Liputan (Korlip) sudah terlebih dulu berkoordinasi dengan Kepala Biro (Kabiro) untuk di daerah dengan wartawan.
“Redpel-lah yang mendistribusikan berita berita itu ke desk desk yang ada,” ujarnya.