Telanjang

Keringat menggores bedak dipipinya yang bebas jerawat. Asistenku, Ine segera menempelkan tyisu tanpa dengan menggeseknya. Karena dengan menggesek akan membuat make-up itu pudar. Semenit kemudian, Ayu yang baru menjadi seorang model mencoba menyimpulkan senyum di depan kamera Nikon D 50. Masih kaku posenya, tapi sebagai model yang baru sudah berani. Dia berani membelakangi aku melepaskan kemben, membiarkan punggungnya polos terfoto.

Selain sebagai foto model dadakan, Ayu sering menjadi seorang dancer di nite club. Biasa meliyukan seluruh anggota badanya yang hanya terbalut kemben. Aku yang sudah terbang dengan sebotol Tequila dengan bebas melesaknnya dalam khayalan. Aku tidak hanya melepaskan kemben tapi lebih dari itu, meminta kehormatannya.

Dua Perempuan dalam Benakku

Dua Perempuan dalam Benakku

Rokok Djarum dia hisap dalam dalam. Kemudian dihembuskan asapnya sedikit dari bibirnya yang mungil. Rambut pendeknya sesekali dirapihkan dengan tangan kirinya. Tangan kirinya bergelang jam tangan hitam, DKNY. Matanya tidak sebulat bulan purnama, tapi cukup poporsional dengan hidungnya. Alisnya rata tipis, bulu matanya tidak juga panjang tidak juga
pendek, tidak pula lentik. Dia tidak maskulin, tapi juga tidak feminim. Luncip, seperti donal bebek ketika dia berbicara. Tapi luncip bibir mungil itu tidak melebihi hidungnya. Seminggu terakhir dia rajin sholat. Sebelumnya tidak, karena menstruasi.


Siti, dia lahir di Alun Alun Purbalingga. Ketika itu sedang hunting foto. Seperti alun alun pada umumnya, setiap sore rame. Demikian pula Alun alun Purbalingga. Ketika itu, Siti lahir begitu saja, tanpa aku menjamahnya. Banyak lalu lalang laki laki perempuan, anak anak, maupun balita. Tapi tidak ada dari mereka yang sedang berlari mengejar kupu kupu. Karena tidak ada kupu kupu. Tapi Siti lahir karena itu. Karena dia bergumam.

"Itu, Siti anak kita sedang mengejar kupu kupu," ujarnya bergumam.

Setelah 8 bulan menikah, akhirnya mengandung 7 bulan. Tidak tahu apakah nanti perempuan atau laki laki. Pada umur 2 bulan dalam kandungan dokter menyatakan laki laki. Kemudian perempuan, dokter memvonis jenis kelaminnya ketika berumur 5 bulan dalam kandungan.
Besok, aku mau menonton Ketika Cinta bertasbih dengan teman perempuanku. Dia berbadan mungil, tingginya hanya sebahuku. Tadi, istriku baru saja membeli susu Unmum.

Buku Glatik 2

Persiapan menikah disiapkan sedetail mungkin karena cukup merepotkan. Mulai dari
rencana lamaran, cincin kawin, foto prewedding, uang dapur, gedung resepsi, sampai tanggal pernikahan baik akad nikah maupun resepsi pernikahan. Jangan anggap sesuatu yang kecil dianggap ringan. Memilih souvenir atau menu makanan bisa menjadi konflik yang berkepanjangan. Begitu kegirangan saat menemukan souvenir yang dicarinya berubah menjadi kekecewaan. Kekecewaan itu karena dia tidak bisa berbagi kegirangannya. Aku tidak melihat ekspresinya karena sedang bersandar di pilar. Dia juga tidak merasakan letihnya aku setelah semalam menempuh perjalanan kereta api selama 7 jam.

Menikah membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Namun demikian uang selalu ada untuk menikah. Walaupun seminggu sebelum menikah belum memegang uang. Aku yakin pasti bisa punya uang. Sebab ada kemungkinan aku menang dalam lomba foto Telkomsel berhadiah total Rp 29 juta. Aku yakin menjadi jura, cukup menjadi juara 3. Dua bulan setelah menikah, benar akan menjadi juara 3. Hadiah itu bisa untuk mengembalikan sebagian hutangku.

Buku Glatik 1

Buku itu aku beli dari uang kiriman istriku sebesar Rp 500 ribu. Sebab, kebetulan Senin kemarin sudah tidak memegang uang sepeserpun. Uang makan seminggu terakhir saja dari hasil mengumpulkan sisa sisa yang ada di tas, saku celana, saku baju, dan juga yang dibawah kasur. Buku Glatik biru itu seharga Rp 4.500 berisi 50 lembar. Dengan ketebalan itu diharapkan dapat untuk menulis materi Diklat selama seminggu.

Awal mengikuti Diklat itu sudah tidak punya uang. Bahkan sebelum berangkat ke Semarang harus membayar hutang sebesar Rp 10 juta lebih. Walaupun sudah bekerja selam 5 tahun, terpaksa meminta ke orang tua untuk melunasi. Setelah melunasi urusan pinjaman dengan teman maupun kantor, kemudian menjenguk istri di Jakarta yang sedang mengandung.
Menikah November tahun lalu, 2008 di Gedung Balai Komando Komplek Kopasus Cijantung Jakarta Timur. Gedung itu cukup mewah, dengan harga sewa 6 jam mencapai Rp 8 Juta. Sekarang sewa gedung tersebut mencapai Rp 14 juta. (bersambung)