Latihan Bikin Berita

Pedagang Pasar Johar Resah
SEMARANG-Pedagang Pasar Johar Semarang resah dengan adanya kabar rencana renovasi pasar.
Mereka sekarang ini berjualan dengan tidak tenang karena khawatir jika terjadi renovasi
secara mendadak. Karena mereka belum melakukan persiapan apapun jika terjadi pembongkaran.
Hal tersebut diungkapkan oleh Anggota Paguyuban Pedagang Pasar Johar (PPPJ), H Muatin,
Nurkhasanah, Galih, Yanti, dan Iin yang dihubungi secara terpisah saat berjualan, Rabu
(16/6). H Muatin mengungkapkan mendengar rencana renovasi pasar tradisional itu sudah lama.
Setahunya Walikota Semarang, Sukawi Sutarip memprogramkan renovasi pasar tersebut dan
membangun pasar modern dan supermarket. Tapi dia ataupun paguyuban tidak tahu secara pasti
apakah rencana tersebut wacana yang atau isu. "Walaupun baru sekedar isu ataupun wacana tapi kami tetap khawatir jika ternyata
rencana itu benar bagaimana?. Tapi mudah mudahan jika benar kami minta ditinjau ulang atau
dibatalkan," ujar H Muatin menyampaikan kecemasannya. Hal senada juga diungkapkan oleh Nurkhasanah, pedagang ayam yang sudah berjualan
puluhan tahun itu berharap Pemerintah Kota (Pemkot) memperhatikan masyarakat kecil, pedagang
kecil di pasar Johar yang mencapai ribuan. Renovasi dia nilai jangan dilakukan secara
tergesa gesa. Sebab, selain belum melibatkan pedagang juga kondisi pedagang yang sedang
mengalami sepi pembeli. "Seharusnya kalau rencana renovasi itu benar maka harus segera melibatkan pedagang
kecil pasar ini. Karena kamilah yang merasakan benar kondisi sekarang," ujarnya. Lebih lanjut dia berharap adanya sosialisasi dari pihak Pemkot. Sosialisasi tersebut
sangat perlu untuk mensosialisasikan program Pemkot lebih jelas. Sekaligus untuk menyerap
aspirasi dari pedagang kecil seperti pedagang bumbu masak, pedagang klontong, pedang sayur
dan lainnya. Dengan adanya sosialisasi itu tambah H Muatin dan Nurkhasanah maka pedagang pasar
Johar bisa menyiapkan segala sesuatunya lebih dini. Persiapan tersebut diantaranya modal
untuk berjualan selama proses renovasi maupun setelah renovasi. Modal tambahan itu
diperlukan misalnya untuk membuat lapak baru atau transportasi. "Kita juga butuh uang transportasi untuk memindahkan barang dagangan kalau tidak
disiapkan dari sekarang bagimana?, sebab kami tidak punya modal," jelasnya. Selain itu, mereka juga khawatir pelanggannya selama ini pindah ke tempat lain. Jika
itu terjadi sama artinya mereka mulai dari awal lagi. "Kalau segala sesuatunya dari awal
tentunya lebih berat dan butuh modal lebih," jelasnya. Dampak kabar rencana renovasi tersebut bagi pedagang sekarang ini adalah kurangnya
kepercayaan pemasok barang dagangan ke pedagang. Pemasok memilih bersikap hati hati dengan
mengurangi jumlah pasokannya. Menurut Galih pemasok mengurangi jatah pasokannya dengan
alasan keamanan. Mereka khawatir jika terjadi yang tidak diinginkan atau kerusuhan. "Pemasok
berpikir jika renovasi itu terjadi sangat mungkin terjadi kerusuhan," ujarnya. Karena pasokan barang berkurang, terjadi kelangkaan barang yang berpengaruh terhadap
harga. Karena harga yang naik itu pula menurutnya berdampak pada menurunnya daya beli
masyarakat. "Ya akibatnya seperti sekarang ini penjualan menurun," jelas Galih.(Nurokhman)