Dua Perempuan dalam Benakku

Dua Perempuan dalam Benakku

Rokok Djarum dia hisap dalam dalam. Kemudian dihembuskan asapnya sedikit dari bibirnya yang mungil. Rambut pendeknya sesekali dirapihkan dengan tangan kirinya. Tangan kirinya bergelang jam tangan hitam, DKNY. Matanya tidak sebulat bulan purnama, tapi cukup poporsional dengan hidungnya. Alisnya rata tipis, bulu matanya tidak juga panjang tidak juga
pendek, tidak pula lentik. Dia tidak maskulin, tapi juga tidak feminim. Luncip, seperti donal bebek ketika dia berbicara. Tapi luncip bibir mungil itu tidak melebihi hidungnya. Seminggu terakhir dia rajin sholat. Sebelumnya tidak, karena menstruasi.


Siti, dia lahir di Alun Alun Purbalingga. Ketika itu sedang hunting foto. Seperti alun alun pada umumnya, setiap sore rame. Demikian pula Alun alun Purbalingga. Ketika itu, Siti lahir begitu saja, tanpa aku menjamahnya. Banyak lalu lalang laki laki perempuan, anak anak, maupun balita. Tapi tidak ada dari mereka yang sedang berlari mengejar kupu kupu. Karena tidak ada kupu kupu. Tapi Siti lahir karena itu. Karena dia bergumam.

"Itu, Siti anak kita sedang mengejar kupu kupu," ujarnya bergumam.

Setelah 8 bulan menikah, akhirnya mengandung 7 bulan. Tidak tahu apakah nanti perempuan atau laki laki. Pada umur 2 bulan dalam kandungan dokter menyatakan laki laki. Kemudian perempuan, dokter memvonis jenis kelaminnya ketika berumur 5 bulan dalam kandungan.
Besok, aku mau menonton Ketika Cinta bertasbih dengan teman perempuanku. Dia berbadan mungil, tingginya hanya sebahuku. Tadi, istriku baru saja membeli susu Unmum.

No comments: